Tuban-Tubuhnya memang terlihat kecil, usia mereka pun baru tujuh dan delapan tahun, tapi aksinya dalam permainan barongsai tak perlu diragukan. Justru itu yang menjadi kehebatan Alya dan Tedi, sehingga dua anak bersaudara tersebut dapat meraih rekor muri dalam perlombaan barongsai pada tahun lalu.
Kelincahan mereka dalam beratraksi barongsai membuat decak kagum para penonton. bukan hanya itu, mereka juga dapat melakukan beberapa gaya yang cenderung rumit bagi orang dewasa. Tapi karena intensitas latihan dan kelihaian mereka dalam menari atas kostum yang cukup berat itu, dua bersaudara yang masih duduk di sekolah dasar tersebut dapat menunjukkan kebolehannya dengan mahir.
Betapa tidak, bocah laki-laki anak dari seorang satpam tersebut dapat melakukan berbagai gaya, seperti meloncat tinggi, salto dan berguling-guling seolah-olah itu adalah singa yang meraung dalam decak kagum penonton.
Alhasil, jerih payahnya tidak sia-sia. Mereka berdua menyabet rekor muri sebagai pemain barongsai termuda dalam perlombaan barongsai di kabupaten Tuban pada 23 juli 2011. Tidak main-main, pada saat itu mereka bersaing di antara 150 peserta lainnya dari seluruh tanah air.
Pada kesempatan sebuah acara, kakak beradik yang masih menempuh pendidikan Sekolah Dasar di Madarasah Ibtidaiyah Ulum Alamia, karang sari – tuban itu menunjukkan ke-lihaiannya dengan berbagai aksi dalam acara Grand Opening PG/TK Ai-Xin di jalan Diponegoro Tuban (19/02). Mereka menyemarakkan peresmian acara dengan tingkah-pola yang begitu menggelitik para tamu.
Tedi dan alya tercatat sebagai anggota Perhimpunan Barongsai Tuban sejak satu tahun yang lalu. Pada saat itu secara kebetulan ayahnya, Rozikin menjabat sebagai Satpam di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, lantas mereka didaftarkan untuk menjadi anak didik di Perhimpunan Barongsai untuk menjadi anggota.
0 comments:
Post a Comment